Feature Update

6/recent/ticker-posts

Ad Code

zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz

Rejeki Jianto, Si Pemecah Batu di Program TMMD

 Feature, Lampung Timur - Suara dentuman yang bersumber dari benturan palu ukuran lima kilo terhadap bongkahan batu menggema di tengah terik matahari. Waktu yang menunjukan pukul 13.00 WIB seolah matahari sedang di atas ubun-ubun.

Jianto saat memcah bongkahan batu. Foto: Agus. S

Kedua tangan Jianto, lelaki 55 tahun menggenggam erat gagang palu yang tercipta dari rotan. Ayunan tangan nya dengan beban palu seberat lima kilo terlihat berirama menghantam pada lempengan batu.

"Memecah batu telah jadi pekerjaan tumpuan saya, jadi telah terbiasa telapak tangan luka sebab gesekan dengan rotan," ujar Jianto, kepada Kupas Tuntas, Sabtu (6/3/2021).

Sementara terlihat lima orang lainnya pun melakukan urusan yang sama dengan yang dilaksanakan oleh Jianto. Setumpuk bongkahan batu selesai digarap dalam masa-masa tidak lebih dari saru jam.

Lalu tangan kanan Jianto menyingkapkan ujung baju nya diusapkan pada wajah yang basah sebab keringat.

Baju bergambar Arinal Djunaidi dan Chusnunia Chalim tersebut dilepasnya dan dijemur di atas tumpukan batu yang belum dipecah. Jianto menapakan kaki nya mengarah ke pohon kakao guna melepas lelah dan mencairkan tenaganya guna kembali menggarap pekerjaan keras itu.

Sambil menyandarkan punggungnya pada batang pohon seukuran kaki orang dewasa, tangan Jianto meraih jerigen ukuran 5 liter yang mengandung air minum, seolah 'kerongkongan' yang mengering telah tidak sabar menyambut kucuran air.

Pria paruh baya yang berdomisili di Desa Girikarto, Kecamatan Sekampung, tersebut sengaja didatangkan oleh Kodim 0429 Lampung Timur khusus guna memecah batu yang akan dipakai sebagai jalan onderlagh di Desa Sukorahayu, Kecamatan Labuhan Maringgai.

"Ya, kami ber enam, eksklusif membelah batu program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD)," papar Jianto

Selama Maret 2021, Julianto dan lima teman nya mesti selesai mengerjakan pemecahan batu. Rencananya, jalan yang bakal di bangun oleh TNI sepanjang 4 kilometer.

"Kami ber enam yang membelah batu nya, dengan upah Rp56 juta," terang lelaki 55 tahun tersebut.

Sementara tersebut Dandim 0429 Lampung Timur, Letkol Kav M Darwis menjelaskan, sebab warga Desa Sukorahayu, Kecamatan Labuhan Maringgai tidak terdapat yang dapat melakukan kegiatan berat itu, sehingga digarap oleh penduduk dari Kecamatan Sekampung.

Memperdayakan masyarakat untuk menggarap program TMMD adalahsebagian format perhatian TNI terhadap masyarakat.

"Ya, mereka pemecah batu kami beri upah Rp56 juta guna enam orang. Namun mesti bekerja tambahan karena akhir Maret mesti selesai," tegas Letkol Kav M Darwis. (Agus. S)



Sumber : Kupastuntas.co

Posting Komentar

0 Komentar