Feature Update

6/recent/ticker-posts

Ad Code

zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz

Perempuan Asli Lampung Harus Bisa Menyulam Tapis


 

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Jari lentik Atma seakan-akan menari lincah di atas kain bercorak garis merah hati dan garis hitam. Dua jari tangan kanan nya menjapit jarum membimbing benang emas menyelinap di sela-sela kain.

Matanya terlihat sendu namun konsentrasi menatap hamparan kain yang disulam menjadi tapis khas adat Melinting.

"Saya ini masih belajar menyulam tapis dan mesti bisa. Sebagai wanita asli Lampung Melinting bila tidak dapat menyulam tapis kayaknya tidak cukup pas," ucap Atma, dengan tidak banyak melempar senyum lembut nya untuk Kupas Tuntas.

Bukan cuma Atma, belasan remaja putri terlihat bersimpuh, serius menyulam tapis khas adat Meninting. Kegiatan itu dilaksanakan di lantai Pendopo Nuwo Adat Keratuan Melinting, yang beralamat Desa Nibung, Kecamatan Gunung Pelindung, Lampung Timur.

Atma mengaku, dirinya masih mengenyam di bangku SMA, ketika ini remaja belasan tahun tersebut duduk di ruang belajar XII di antara SMA di Kota Metro.

Dirinya pun mengaku di lokasi sekolahnya menimba ilmu tidak pernah pekerjaan ekstrakurikuler penyulaman tapis ataupun ketrampilan kebiasaan budaya lain.

Bukan melulu Atma. Ana juga yang belajar di di antara SMK di Lampung Timur pun mengaku tidak pernah mendapatkan pekerjaan ekstrakurikuler yang bersangkutan dengan ketrampilan laksana penyulaman tapis.

"Iya saya pun masih ruang belajar dua SMK, di sekolah tidak ada pekerjaan ekstrakurikuler sulam tapis, makanya saya ikut belajar di Nuwo Adat Keratuan Melinting," ujar Ana.

Sementara itu, Sultan Ratu Idil Muhammad Tihang Igama IV, Ratu Melinting XVII, 1991-sekarang, Rizal Ismail menegaskan, dirinya sengaja menyerahkan pelatihan penyulaman tapis terutama tapis khas Melinting.

Sebab ketika ini sudah paling jarang remaja terutama kaum wanita yang dapat menyulam dikhawatirkan dengan berkembangnya zaman serba digital ini, pelestari penyulam tapis bukan lagi dijumpai.

"Saya yakin, terutama di distrik Kecamatan Gunung Pelindung dan Melinting, dari jumlah remaja yang ada, tidak lebih 20 persen yang dapat menyulam tapis," cerah Rizal.

Selain guna memupuk ketrampilan, anak anak remaja untuk mengembangkan nilai nilai budaya, kata Rizal Ismail, secara hemat mempunyai potensi besar.

Selama ini tapis baik selendang dan kebaya rata-rata sudah bisa dibeli di toko. Dengan kata lain jika remaja-remaja di Kecamatan Gunung Pelindung telah mahir menciptakan tapis, dapat dijadikan sumber penghasilan.

Harapan yang sangat besar untuk Rizal, karya-karya remaja terutama remaja Kecamatan Gunung Pelindung, dapat dikenal oleh tidak sedikit orang, dapat menghasilkan pundi pundi rupiah, dan pasti turut mengawal nilai nilai budaya. (Agus. S)

Sumber : Kupastuntas.co

Posting Komentar

0 Komentar