Lampungfeature, Metro - Membaca, menonton dan mendengarkan sajian informasi dari berbagai platform teknologi kini sudah menjadi santapan masyarakat yang dapat diakses setiap saat.
Meski begitu, cara bisnis industri penyebaran informasi 'Jadul' alias jaman dulu masih memiliki pasarnya sendiri.
Salah satu bisnis pendistribusian informasi konvensional ialah Koran. Meski terus digerus oleh perkembangan zaman, namun bisnis media cetak hingga kini masih diminati dan sajian informasinya dinilai akurat sehingga lebih dipercaya masyarakat.
Penilaian tersebut bukan tanpa alasan, pasalnya masih banyak masyarakat yang bekerja menggantungkan harapan hidupnya lewat menjajakan koran. Seperti halnya yang dipertahankan oleh Minarto.
Pria 40 tahun itu hingga kini masih eksis menjajakan berbagai jenis koran di pinggir Jalan AH Nasution, Kelurahan Yosorejo, Kecamatan Metro Timur. Selama 14 tahun ia telah menggeluti bisnis tersebut dan memilih bertahan ditengah gempuran teknologi informasi.
Jalan panjang si penjual koran dalam menggeluti bisnisnya itu tak luput dari pasang surut. Minarto memulai bisnisnya di tahun 2008 saat dirinya masih bujangan. Pilihan hidupnya berlabuh menjadi penjual koran lantaran kala itu bisnis tersebut dinilai menjanjikan.
"Saya mulai jualan koran itu dari tahun 2008, karena dulu awal jualan koran itu bisa dibilang sangat menjanjikan. Apalagi dulu belum ada media online seperti sekarang ini, jadi semua informasi itu ada di koran. Informasi tentang penerimaan PNS, anak sekolah dan informasi-informasi tentang jualan dan lainnya. Jadi saat itu koran masih jaya," kata Minarto di lapak koran miliknya, Minggu (14/8/2022).
Pria yang merupakan warga Jl. Kunang, RT 025 RW 005, Kauman, Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat tersebut menceritakan lika-liku penghasilan rata-rata yang didapatnya dari berjualan koran.
"Pada masa itu saya jualan setengah hari mulai pagi jam 6 sampai jam 11 siang, itu rata-rata dapat Rp 100 Ribu bersih. Awal-awal tahun 2019 itu mulai turun, apalagi pas Covid-19 kemarin berkurang banget, orang pada takut mau beli koran. Pas pandemi itu pelanggan saya pada berhenti terus penghasilan rata-rata perhari bersih itu cuma bawa pulang Rp 15 Ribu. Alhamdulillah setelah pandemi ini pelanggan ada lagi, sekarang itu rata-rata sehari dapat Rp 35 Ribu," cerita dia.
Sambil melayani pelanggannya, Minarto mengungkapkan berkurangnya omset akibat berhentinya langganan disebabkan oleh media daring alias online yang menjamur dan menyajikan beragam informasi yang dibutuhkan masyarakat.
"Itu berkurang karena langganan koran menurun drastis, saat ini pembaca kebanyakan membaca berita online. Apalagi anak muda, sudah jarang sekali yang cari koran. Jadi pembaca koran ini tergantung trend nya juga, kalau lagi anget soal politik mereka cari, kalau soal kriminal ya mereka cari. Tapi rata-rata memang yang dicari informasi soalnya isu terkini di Metro," ujarnya.
Pria yang merupakan suami dari seorang wanita bernama Dila (40) itu menyampaikan bahwa pelanggan setianya rata-rata masyarakat berusia senja. Mereka yang bertahan menjadi pelanggan koran Minarto didominasi pensiun pegawai.
"Koran ini kan cikal bakal informasi yang disebarluaskan oleh media massa, saya berharap sih koran ini tidak ditinggalkan oleh masyarakat walaupun banyak bertebaran media online, karena informasi yang disajikan koran juga dapat dipertanggungjawabkan, kalau online ini kan kadang-kadang ada Hoax nya juga. Sekarang ini pelanggan koran rata-rata yang sudah umur 60 tahun keatas. Mereka yang masih langganan koran itu rata-rata juga pensiunan," jelasnya.
Dalam perbincangan itu, Minarto mengungkapkan komitmennya untuk tetap eksis berjualan koran di lokasi yang menjadi lapaknya tepat di depan Gereja Hati Kudus dan sentral makanan siap saji Nuwo Intan.
"Saya pagi jualan koran, kalau sudah pulang saya buka konter pulsa kecil-kecilan. Selama koran masih ada, masih terbit, saya akan tetap eksis berjualan koran dan lokasinya mudah-mudahan tidak akan pindah kecuali digusur Pol-PP," pungkasnya.
Dalam momentum tersebut juga, Kupas Tuntas berkesempatan mewawancarai seorang pria 67 tahun pensiunan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang merupakan pelanggan setia Minarto.
Pria tersebut ialah Susanto warga Kelurahan Karang Rejo, Kecamatan Metro Utara. Menurutnya pilihan mengkonsumsi informasi dari surat kabar merupakan kebiasaan yang sulit ditinggalkan.
"Memang saya dari dulu senang membaca koran, karena informasi yang tersaji itu mudah dicerna, enak dibaca dan mudah dimengerti. Kalau media online seperti sekarang ini memang saya bingung mengoperasikannya, terus mata ini susah bacanya karena layar HP itu terang," kata dia.
"Menurut saya koran itu sebagai referensi yang melengkapi isi daripada informasi yang kita butuhkan. Kalau media online itu saya bingung saja mengoperasikannya karena banyak sekali informasi yang dimunculkan dengan berbagai versi, memang kelihatannya lengkap namun tidak sedikit pula informasi yang disampaikan tersebut tidak benar," tambahnya.
Susanto juga menyebut bahwa informasi yang disajikan koran dan Televisi masih memiliki pasarnya sendiri. Ia bahkan menilai bahwa informasi yang disajikan koran dan TV layak dikonsumsi.
"Kalau boleh saya menilai, informasi yang ada di koran dan TV inilah yang lebih akurat dan saya percaya serta puas jika mendapat informasi dari sana. Apalagi kita orangtua ini kan membaca atau menonton berita itu sambil ngopi pagi, ya aktivitas paginya ini gitu loh," bebernya.
Selain Minarto, Susanto juga mengharapkan hal serupa agar industri koran tetap eksis dan memenuhi kebutuhan pasar akan pentingnya informasi yang disajikan koran.
"Saya lebih tertarik dengan informasi perkembangan di Kota Metro dan isu-isu nasional, itu saja sih. Kalau kami ini para pembaca hanya berharap koran tetap ada, tetap lestari dengan informasi -informasi yang tidak kalah lengkap dengan online. Semoga koran tetap eksis," tandasnya. (Sumber: Arby/kupastuntas.co)
0 Komentar