Feature Update

6/recent/ticker-posts

Ad Code

zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz

Bayu Menyulap Bambu Menjadi Miniatur Unik

 

Bayu, saat tunjukkan cangkir dari bambu yang dipasarkan. Foto: Agus. S

Feature, Lampung Timur - Bayu menyulap bambu menjadi miniatur unik. Dengan tangkas tangan Bayu, penduduk Desa Labuhanratu VI, Kecamatan Labuhanratu, Lampung Timur, mengubah sebuah bambu guna dijadikan suatu miniatur unik, laksana pesawat, becak, traktor, gantungan kunci, asbak dan perangkat dapur khususnya cangkir.

Siang tersebut Selasa (10/11/2020), dari jalan poros desa terlihat sesosok pemuda dengan mengenakan baju warna hitam sedang menghaluskan (amplas) potongan bambu, dengan mesin simpel yang dibikin nya sendiri, dengan memakai tenaga listrik guna memutar roda amplas menciptakan potongan potongan bambu menjadi halus.

Tampak di depan suatu ruangan 2,5 x 2,5 meter tertulis 'rumah bambu'. Beberapa bambu yang sudah dipotong bersandar pada tembok ruang kecil tersebut, yang memang ruangan tersebut untuk Bayu memproduksi miniatur dari bahan baku bambu.

"Ya ini lagi menghaluskan bambu mas. Setelah tersebut saya format sesuai yang diinginkan," cerah Bayu, sembari mempersilakan Kupas Tuntas guna masuk ke rumahnya.

Dalam lokasi tinggal Bayu sudah tidak sedikit ada miniatur yang siap dipasarkan, antaranya puluhan cangkir, becak, traktor, pesawat dan sejumlah gantungan kunci.

"Ini seluruh sudah siap dipasarkan," ujar Bayu, dengan menunjukan sejumlah miniatur tersebut.

Bayu yang saat ini hidup bareng istri nya berharap miniatur dari bambu dapat dijadikan sumber penghasilan.

"Ya, sebab yang saya miliki keterampilan semacam ini. Maka saya manfaatkan guna berwira usaha," jelas Bayu.

Bayu memasarkan miniatur itu dari harga Rp20 ribu sampai Rp200 ribu, tergantung tingkat kendala membuatnya. Sementara bahan baku yang dipakai 90 persen dari bambu dan Bayu melakukan pembelian satu batang bambu ekuivalen Rp10 ribu.

"Bambu yang biasanya saya pakai ada dua jenis, yakni jenis bambu hitam dan bambu petung," papar Bayu.

Namun soal pasar masih menjadi kendala untuk Bayu, khususnya di tengah Pandemi Covid 19. Sebab Bayu berencana akan menjual produknya di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan target konsumen pengunjung wisata.

Namun sebab kondisi alam yang tidak bersahabat, semenjak Maret sampai sekarang TNWK masih di blokir untuk umum.

"Kenapa saya hendak berjualan di TNWK, di samping objek wisata nasional desa kami adalahjalan poros masuk TNWK," cerah Pria tersebut.

Terkait dengan situasi saat ini, Bayu melulu memasarkan karyanya melewati media sosial, dan ditengah situasi seperti ini (Covid-19) dalam masa-masa satu bulan Pria tersebut dapat menjual cawan bambu sejumlah 40 unit.

"Ya, masih tak sedikit peminat yaitu cawan bambu nya. Kalau menurut keterangan dari mereka sih kayaknya minum kopi dengan cawan bambu lebih segar bila dibanding cawan jenis plastik," tutup Bayu.

Sementara, seorang penggiat lingkungan, Kausar, yang tergabung di WCS mengatakan, karya Bayu dengan membuat cawan bambu lalu dijual secara tidak langsung, menolong program ramah lingkungan. Karena bahan bambu lebih ramah bila dibanding dengan bahan plastik.

"ami pun mencoba meminum kopi dengan cawan bambu dan rasanya bertolak belakang dengan cawan plastik," cerah Kausar. (Agus. S)


Sumber : Kupas Tuntas

Posting Komentar

0 Komentar