Feature, Lampung Barat - Kalimat 'Ngupi Pai' adalah rangkaian kata yang bermunculan dari bahasa Lampung asli. Uniknya, eksistensi kalimat yang kerap tersiar dalam komunikasi sehari-hari masyarakat Lampung ini populer dan sering terucap.
Tidak melulu oleh warga Lampung pribumi saja, namun telah tidak sedikit dipergunakan pun oleh warga bukan pribumi Lampung karena tidak sedikit makna yang sudah melekat di dalam kalimat 'Ngupai Pai'.
Tertulis dalam karya Penulis pribumi kelahiran Lampung Barat, Zulkarnain Zubairi yang lebih dikenal dengan nama Udo Z Karzi, bahwa 'Ngupi Pai' bukan gaya hidup yang baru.
Karena sejak dulu orang Lampung memang lekat dengan tradisi kopi, mulai dari menanam, memanen, mengolah, menjual, tergolong menikmatinya.
Dikutip dari kitab 'Ngupi Pai' soal tradisi pemakaian kalimat 'Ngupi Pai' sudah membudaya sebagai simbol keramahan masyarakat Lampung dalam tegur sapa.
'Ngupi pai' kata istri untuk suaminya yang berkeinginan berangkat ke kebun atau ladang.
'Ngupi pai' seru seseorang berbasa-basi ketika sedang lewat salah satu orang yang sedang bekerja.
'Ngupi pai' ujar seorang pegawai kantoran yang tengah suntuk.
Kalau benak sedang macet, maka 'Ngupi pai'
Berdasarkan keterangan dari Buku 'Ngupi Pai' tradisi ngupi memang tak terpisahkan dari sekian banyak kalangan penduduk Lampung baik pelajar, mahasiswa, karyawan, wartawan, pemikir, eksekutif muda, organisatoris dan aktivis.
Ngupi pai! Dari sinilah bermulanya ide, gagasan, kreativitas, pun aktivitas, vitalitas dan spiritualitas.
Penulis, sastrawan dan wartawan 'sedianya' ngupi guna mengasah keterampilan menangkap inspirasi, mengasah intuisi, mengembangkan daya imajinasi, dan membangun kemampuan mengolah kata.
Dengan 'Ngupi pai', hal seruwet apa dapat terurai menjadi lebih terang.
'Ngupi pai', dengan itu, anda menjadi cerdas menyelesaikan sekian banyak masalah yang silih berganti datang menerpa.
'Ngupi pai', dengan demikian, anda akan lebih serius dan konsentrasi bekerja demi masa mendatang yang membentang, menjanjikan kedamaian, keindahan dan kemegahan.
'Ngupi pai', dengannya kita dapat menikmati hidup dan kehidupan yang terasa sarat dengan kebajikan dan kebajikan, sampai-sampai kita tak merasa dunia ini melulu mengandung orang-orang jahat, picik, iri-dengki dan penyimpan dendam tak berkesudahan.
Dengan 'Ngupi pai", kita dapat membersihkan jiwa, hati, dan nurani anda yang terkontaminasi berbagai format keburukan.
Sebab, dengan 'Ngupi pai' hasrat, niat dan itikad dapat kita timbang-timbang lagi supaya apa juga yang terbit dari kita, baik lisan, artikel maupun tindakan dapat memberikan kemanfaatan untuk khalayak.
Ulasan pelbagai makna dari kalimat 'Ngupi pai' dan ragam guna baik nyata maupun sugesti dari tradisi ngupi, yang terdapat di atas secara gamblang dijabarkan Udo Z Karzi dalam karya terbarunya yang masih dalam proses keluar bertitel 'Ngupi Pai' Cabik Lunik ni Ulun Lampung, bila ditafsirkan dalam bahasa Indonesia 'Ngopi Dulu' sobekan kecil orang Lampung. (Satoris)
Sumber : Kupas Tuntas
0 Komentar