Feature, Lampung Timur - Melakoni usaha membuat pakan organik yang digunakan untuk kambing menjadi opsi Santoso, penduduk Desa Sadar Sriwijaya, Kecamatan Bandar Sribhawono, Lampung Timur.
 |
| Santoso saat menyiapkan pakan organik untuk pembeli. Foto: Agus. S |
Hal itu dilakukan Santoso dikarenakan peternak domba yang ada di Lampung Timur masih relatif banyak, sehingga untuk potensi pasar nya sangat menjanjikan dimasa pandemi sekarang ini.
Susanto mengungkapkan, bahan baku yang biasa dipakainya untuk menciptakan pakan ternak organik yaitu, permentasi maggot giling, bungkil kedelai, dedek, tepung kerang, bungkil sawit, daun singkong, onggok singkong dan buah busik.
"Semua bahan itu kemudian saya aduk menjadi satu. Lalu saya permentasikan. Terus saya masukan ke dalam kantong plastik," kata Santoso, saat dikonfirmasi Kupas Tuntas.
Dari pantauan terlihat puluhan kantong plastik dengan ukuran 25 kilogram, dan terisi pakan domba organik berderet di samping kediaman Susanto. Bungkusan tersebut telah siap untuk dipasarkan.
"Kalau untuk harga dalam satu kantong dengan ukuran 25 kilogram saya biasa jual Rp62.500 atau per kilogram adalah Rp2,5 ribu. Dosisnya bisa digunakan untuk satu ekor domba per hari 4 kilo," papar Santoso.
Pakan organik yang dibuat Santoso sangat sesuai untuk proses penggemukan, yang progresnya untuk domba pedaging.
Kambing yang siap diberi pakan organik itu adalah untuk domba yang sudah berumur 6 bulan. Setelah pemberian pakan organik sekitar 3 bulan, domba pedaging tersebut telah siap dijual.
"Diusahakan carilah domba dengan umur 6 bulan serta badan nya sedikit kurus, kan harga nya murah. Lalu anda gemukan dengan pakan organik," cerah Santoso.
Bahkan Santoso mempunyai wacana untuk menciptakan sebuah komunitas domba pedaging dengan eksklusif pakan organik. Tujuan komunitas dimaksud untuk memperluas dunia usaha, khususnya domba pedaging. (Agus. S)
Sumber : Kupas Tuntas
0 Komentar