Lampungfeature, Lampung Selatan - Budidaya kerang hijau telah bertahun-tahun dijadikan kegiatan utama oleh masyarakat Pesisir Pantai Desa Legundi, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan.
Uang yang dihasilan pun lumayan besar, terlebih modal yang dipakai hanya ban motor bekas sebagai media tumbuh kerang hijau dan bilah-bilah bambu berukuran 3-4 meter sebagai andalan.
Leman, salah seorang penduduk Desa Legundi yang memilih budidaya kerang hijau sebagai kegiatan selama 5 tahun belakangan menuturkan, kerang hijau bakal tumbuh dengan sendirinya di media tumbuh berupa ban yang telah ditaruh di dalam air laut.
"Panennya selama 5-6 bulan sekali. Biasanya dapat peroleh 3 kali lipat dari modal," kata Leman, saat didatangi Kupas Tuntas, Rabu (26/5/21).
Ia menjelaskan, modal yang diperlukan untuk melakukan pembelian 1.000 ban bekas diduga sebesar Rp5 juta, lantas 1 bilah bambu sebesar Rp7.500 - Rp8.500.
Adapun permintaan kerang hijau berasal dari sekian banyak daerah, laksana Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi, dan lain-lain, dengan harga Rp7.000 guna kerang hijau yang masih di dalam cangkang dan Rp40.000 guna isi kerang hijau yang telah terpisah dari cangkang.
"Nanti terdapat yang memungut dengan harga Rp7.000 per kilogram. Kalau yang telah daging tersebut kita pasarannya ke rumah-rumah santap yang terdapat di wilayah Lampung," jelasnya.
Salah seorang petani lainnya yang pun sudah bertahun-tahun membudidaya kerang hijau, Arnasari mengatakan, ketika ini permintaan kerang hijau merasakan penurunan, sampai-sampai harga jual juga menurun.
"Ya sebab pandemi ini. Biasanya harga jualnya itu dapat sampai Rp10.000 per kilogramnya," ungkap Arnasari. (Imanuel)
Sumber : Kupastuntas.co
0 Komentar